spot_img

Ada Sosok “Mantan Preman” Dibalik Penolakan Wanita Bercadar Pelihara 70 Anjing Di Bogor?

PIKIRAN.CO, Bogor – Hesti Sutrisno, wanita bercadar yang memelihara 70 anjing di Kabupaten Bogor mengungkap sosok yang disebutnya provokator penolakan keberadan puluhan anjing peliharaannya.

“Sebenarnya bukan warga (yang komplain). (Ada) satu orang provokator, cuma tidak ada dukungan dari warga sekitar jadi dia nyari warga luar, ormas luar, gitu. Nah ini RW baru, sedangkan provokator ini mantan preman ibaratnya, katanya, mantan preman iniin (provokasi) yang baru menjabat (ketua) RW. Mantan preman ini yang sebenarnya nggak suka (sama saya),” kata Hesti di Hesti Green House, Jalan Tapos II, Tenjolaya, Kabupaten Bogor, sebagaimana dilansir detik.com, Kamis (19/3).

“Ya, ntar saya yang kurang upeti, entah saya kurang sajen, ya namanya saya orang sini, gitu kan, saya nggak ini juga kan kayak gitu. Terus akhirnya ada RW yang baru lama menjabat RW, belum lama, belum ada setahun, (di)-provokatorin lah (ketua RW oleh) yang nggak suka sama saya, diajak nih ceritanya orang ini untuk ikutan tidak suka. Nah RW ini kenal ormas di luar karena dia (di) ormas tersebut anak buahnya. Jadilah ditarik ormas tersebut untuk iniin saya. Padahal nggak ada masalah apa-apa,” ujarnya.

Sebelumnya, Camat Tenjolaya, Farid Maruf menjelaskan alasan warga  diwilayahnya merasa risi dengan keberadaan puluhan anjing peliharaan Hesti.

“Satu, berisik. Jadi kalau lagi salat suaranya kedengeran sampai ke permukiman, sampai ke masjid. Yang kedua, pandangan agama tokoh ulama lokal, setempat, dia menyatakan itu nggak bagus, gitu. Jadi ada pandangan dari tokoh agama,” kata Camat Tenjolaya Farid Maruf, saat dihubungi detik.com, Selasa (16/3).

“Kalau Bu Hesti itu, jadi (dari) 70 (anjing) itu, yang diambil dari area sekitar, anjing-anjing yang ada di permukiman, itu 47. Iya, yang 23 kita nggak tahu dari mana asalnya. Jadi kemarin pas awalnya sih yang untuk 47, nggak keberatan (direlokasi), gitu,” katanya lagi.

Polisi pun memediasi warga dengan Hesti.

“Ya kalau warga komplain itu, kalau bau sih nggak, karena memang jarak tempat lokasi tersebut dengan perkampungan warga sih nggak berdekatan, agak jauh gitu ya. Kalau baunya sih nggak, kemungkinan sih dari suara. Suaranya berisik kalau waktu misalnya magrib, gitu kan, itu katanya suaranya berisik, katanya dari warga itu,” ungkap Kapolsek Ciampea Kompol Beben Susanto.

“Sudah dilakukan (mediasi antara warga dan Hesti). (Mediasi dilakukan) Tanggal 12 Maret kemarin hari Jumat di (kantor) Kecamatan Tenjolaya,” ujar Kompol Beben.

 

 

(F.G.H)

 

 

 

 

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Latest Articles