PIKIRAN.CO, NTT – Banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Minggu (4/4/2021) dini hari menewaskan 63 orang.
Laporan tersebut disampaikan oleh Wakil Bupati Flores Timur Agustinus Boli. Hingga Minggu siang, ada 23 jenazah yang sudah ditemukan.
Banjir bandang melanda 4 desa di Kabupaten Flores Timur yakni Desa Nelelamadike di Kecamatan Ile Boleng, Kelurahan Waiwerang; Desa Waiburak di Kecamatan Adonara Timur. Lalu, Desa Oyang Barang dan Pandai di Kecamatan Wotan Ulumado; serta Desa Waiwadan dan Duwanur di Kecamatan Adonara Barat.
Hujan deras disertai angin kencang yang terjadi sejak Sabtu (3/4/2021) hingga Minggu disebut jadi penyebab terjadinya duka di NTT. Hujan deras juga mengakibatkan sejumlah wilayah di daerah itu terendam banjir.
Bencana tersebut akhirnya ikut disorot oleh sejumlah media asing, di dunia. Di antaranya:
1. The Guardian Media asal Inggris
The Guardian turut memberitakan bencana yang melanda Kabupaten Flores Timur pada Minggu. Media tersebut menulis, hujan deras memicu bencana di pulau-pulau yang membentang dari Pulau Flores di Indonesia hingga Timor-Leste.
Baca Juga: Polri Kerahkan Mobil Dapur Umum Hingga Perahu Karet Bantu Korban Banjir NTTÂ Â
Banjir dan tanah longsor menyebabkan bendungan meluap, menenggelamkan ribuan rumah dan membuat petugas penyelamat berjuang untuk mengevakuasi korban yang terjebak. Lumpur dan banjir menggenangi rumah, jembatan, dan jalan di Flores Timur.
Raditya mengatakan, beberapa desa di sejumlah kecamatan di Fores Timur terdampak bencana tersebut. The Guardian menambahkan, tanah longsor dan banjir bandang sering terjadi di seluruh kepulauan Indonesia selama musim penghujan.
2. AFP Kantor berita Perancis
Agence France-Presse (AFP) melaporkan bencana banjir bandang di Pulau Flores. AFP menulis, banjar bandang datang beberapa jam sebelum orang-orang bangun untuk merayakan Minggu Paskah. Flores Timur sempat diguyur hujan yang lebat sebelum bencana itu datang.
Lumpur menggenangi rumah, sementara jembatan dan jalan di ujung timur pulau hancur. Tim penyelamat berjuang untuk mencapai daerah terpencil dan terparah di Flores Timur karena hujan dan ombak yang kuat. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mengatakan kepada AFP bahwa pihaknya masih terus mengidentifikasi jumlah korban.
(D.C.A)