PIKIRAN.CO, Jakarta – Desain istana negara untuk ibu kota baru di Kalimantan Timur belakangan viral di sejumlah media sosial. Gambar tangkapan layar dari video pendek itu di antaranya memperlihatkan desain istana negara yang menyerupai burung Garuda.
Alih alih mendapatkan apresiasi, desain gedung istana negara baru ini malah menuai kritikan pedas. Setidaknya ada lima asosiasi profesi yang mengkritik desain tersebut.
Yakni, Asosiasi Profesi Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), Green Building Council Indonesia (GBCI), Ikatan Ahli Rancang Kota Indonesia (IARKI), Ikatan Arsitek Lanskap Indonesia (IALI), dan Ikatan Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota (IAP).
“Atas publikasi yang disampaikan dalam Instagram Bapak Suharso Monoarfa tersebut, telah mengundang ragam reaksi dari para anggota lintas asosiasi profesi,” dikutip dari keterangan resmi lima asosiasi pada Senin (29/3/2021).
Pasalnya, kelima asosiasi tersebut memaknai bangunan istana negara sebagai bentuk representasi citra Indonesia. Bangunan ini juga dimaknai sebagai dasar atas perkembangan peradaban Indonesia dalam kancah dunia.
Sehingga bangunan ini haruslah memiliki makna dalam setiap sudutnya.
“Bangunan istana negara yang berbentuk burung Garuda atau burung yang menyerupai Garuda merupakan simbol yang di dalam bidang arsitektur tidaklah mencirikan kemajuan peradaban bangsa Indonesia di era digital dengan visi yang berkemajuan, era bangunan emisi rendah dan pasca Covid-19,” tulis mereka sebagaimana dilasnir dari Tempo.co pada Selasa (30/3/2021).
Tak berhenti di situ, kelima asosiasi ini pun memberikan catatan. Terlepas dari makna idiologis bangunan tersebut, sisi teknis pun harus diperhatikan. Proses pembangunan gedung ini harus mampu menjadi contoh bangunan yang mencirikan prinsip pembangunan rendah karbon.
(B.J.P)