PIKIRAN.CO, Jakarta – Gangguan makan atau eating disorder menjadi topik yang ramai diperbincangkan di media sosial beberapa hari terakhir setelah beredar luas komentar Deddy Corbuzier dan Luna Maya yang dianggap menyepelekan kesehatan mental.
Mereka sebagai dewan juri dalam acara Indonesia’s Next Top Model mengomentari dengan ringan pengakuan dari Ilene (23), salah satu peserta acara tersebut, yang menceritakan pengalamannya mengalami body shaming hingga stress dan kemudian didiagnosa menderita eating disorder.
Jadi apa sebenarnya eating disorder itu?
Eating Disorder adalah gangguan mental saat mengomsumsi makanan. Gangguan ini secara psikologis membuat penderitanya memiliki kebiasaan makan tidak sehat.
Melansir dari laman Alodokter, ada beberapa tipe eating disorder. Namun tiga tipe yang paling sering ditemui, yaitu:
- Anoreksia Nervosa
Gangguan ini membuat penderitanya membatasi berlebihan asupan makanannya padahal tubuhnya sudah langsing atau bahkan terlalu kurus. Asupan kalori yang terlalu sedikit ini menyebabkan muncul gejala seperti kulit kering, otot menjadi lemah, sering kedinginan, hipotensi, anemia, dan menstruasi menjadi tidak teratur bagi penderita perempuan.
- Bulimia Nervosa
Gangguan ini membuat penderitanya ingin segera membuang makanan yang dikonsumsinya karena merasa bersalah telah makan banyak dan takut berat badannya jadi berlebihan. Masalahnya setiap membuang makanan tersebut cara yang dilakukan tidak sehat seperti memuntahkan paksa makanan yang telah dimakan atau menggunakan obat pencahar (obat pencuci perut). Akibatnya, kerap muncul gangguan pada tenggorokan, kelenjar ludah membengkak, dehidrasi parah, gangguan pencernaan (GERD), gigi menjadi sensitif, dan gangguan elektrolit.
- Gangguan makan berlebihan
Gangguan ini menyebabkan penderitanya sering kehilangan kendali saat makan dengan porsi sangat banyak dan dilahap sangat cepat meskipun tidak merasa lapar. Sering pula ditemui penderita gangguan ini bersembunyi saat makan karena malu dengan porsi makannya. Akibatnya, banyak penderita gangguan mental ini diikuti dengan penyakit obesitas.
Jika merasa mengalami beberapa gejala di atas, jangan melakukan self-diagnose, segera minta bantuan dokter (psikiater) untuk mendapat penanganan yang tepat.
(S.I.G)