PIKIRAN.CO, Jakarta – Eks atlet voli putri, Serda Aprilia Manganang mengubah jenis kelamin menjadi pria lantaran mengidap kelainan hipospadia. Sebenarnya apa hipospadia itu? Samakah dengan kelamin ganda?
Seperti yang dilansir oleh detik.com, Dokter spesialis urologi Rachmat Budi Santoso menyebut hipospadia adalah kondisi kesalahan posisi lubang kencing pada penis. Pada kasus hipospadia berat, penis mungkin ‘tertutup’ sehingga pasien disangka berjenis kelamin perempuan.
Baca Juga : Resmi Gugat Ke Pengadilan, Kubu AHY Yakin KLB Moeldoko Inkonstitusional
Dirinya menjelaskan, hingga kini belum diketahui penyebab yang jelas dari kasus hipospadia. Kelainan hipospadia banyak terjadi dengan perbandingan 1 di antara 1.250 kelahiran di dunia.
“Sebenarnya kalau yang bantu persalinan ngerti, harusnya nggak sampai kecolongan. Mungkin kasusnya sudah hipospadia berat, buah zakarnya itu disangka laba kalau di perempuan, lalu “glands” (kelenjar) dikira klitoris. Sebenarnya bisa kelihatan, kalau persalinannya dicek dengan benar,” jelas dr Santo.
Sebelumnya, dokter spesialis urologi dari RS Cipto Mangunkusumo dr Irfan Wahyudi, SpU(K) menyebut, satu-satunya cara untuk mengobati hipospadia adalah dengan operasi rekonstruksi atau “corrective surgery.”
Baca Juga : Ternyata Berjenis Kelamin Laki-Laki, Serda Aprilia Manganang Kok Bisa Masuk Kowad?
“Prinsipnya selain membentuk saluran uretra baru hingga ke ujung “glans” penis, meluruskan penis bila bengkok (chordee) serta revisi kelainan kulit genitalia,” ujar dr Irfan.
Hipospadia ini sebenarnya berbeda dengan kondisi kelamin ganda. Namun, hipospadia berat digolongkan sebagai bagian dari kelainan DSD (Disorders of Sexual Development).
“DSD ini dulu sering disebut intersex. Di masyarakat dikenal dengan istilah kelamin ganda, walaupun istilah ini sebenarnya kurang tepat,” tambahnya.
Berikut sejumlah fakta terkait hipospadia yang dikutip dari detik.health:
Hipospadia adalah kelainan bawaan sejak lahir yang ditandai dengan lubang urethra berada di bagian bawah penis, bukan di ujung seperti pada umumnya. Urethra merupakan saluran yang mengalirkan urine dari kandung kemih, seperti yang dikutip dari Mayo Clinic.
Posisi bukaan urethra bisa terdapat di mana saja. Bisa di pangkal penis, bahkan pada beberapa kasus ada di bawah skrotum. Beberapa gejala yang muncul yaitu:
• Bentuk penis melengkung ke bawah (chordee)
• Bentuk kulup (kulit yang menutupi ujung penis) tidak menutupi kepala penis dengan sempurna
• Percikan urine tidak normal saat buang air kecil
Penyebab Hipospadia bisa jadi karena beberapa faktor:
- Genetik
Beberapa sindrom genetik dikaitkan dengan kelainan ini dan orang tua yang memiliki riwayat hipospadia terdapat kemungkinan lebih besar keturunan dengan kelainan serupa. - Terapi tertentu
Terapi hormon tertentu untuk membantu kehamilan juga dikaitkan dengan peningkatan risiko hipospadia. - Usia berat badan saat ibu hamil
Risiko melahirkan anak dengan hipospadia lebih tinggi pada ibu hamil dengan usia di atas 35 tahun dan berat badan berlebih atau obesitas. - Paparan racun
Pada beberapa kasus yang ringan, hipospadia tidak membutuhkan operasi. Namun pada beberapa kasus, dibutuhkan corrective surgery untuk memperbaiki posisi bukaan urethra dan meluruskan bentuk penis
Sedangkan untuk kelamin ganda atau “ambiguous genitalia” merupakan kondisi langka, di mana organ kelamin luar pada bayi tidak dapat ditentukan secara jelas apakah perempuan atau laki-laki.
Pada bayi dengan kelamin ganda, kelamin tidak berkembang secara sempurna, atau bayi memiliki ciri-ciri yang bisa ditemukan pada kedua jenis kelamin.Organ kelamin luar mungkin tidak cocok dengan organ kelamin dalam atau jenis kelamin yang sebenarnya berdasarkan genetik, misalnya bayi perempuan memiliki organ kelamin luar yang menyerupai penis (ciri kelamin laki-laki).
(N.N.V)