PIKIRAN.CO, Sumedang – Direktur Penegakan Hukum Korlantas Polri Brigjen Pol Kushariyanto menjelaskan kronologi kecelakaan maut bus masuk jurang di Sumedang yang memakan 27 korban tewas dan puluhan lain luka-luka.
Kejadian berawal dari bus yang diduga hilang kendali hingga terbanting dan terperosok ke jurang di Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Berdasarkan analisa sementara, kecelakaan terjadi sekitar pukul 18.30 WIB, Rabu (10/3). Kontur jalan yang menurun panjang serta menikung diduga membuat bus bergoyang sebelum akhirnya mengalami kecelakaan.
“Akhirnya sopir ini banting stir ke kiri, dia sempat muter kena guard rail (pagar pengaman jalan) ini, jadi dari kepala posisi di depan dia langsung menjadi terbalik,” kata Kushariyanto di lokasi kecelakaan seperti dilansir Antara, Kamis (11/3).
Sejauh ini, hal itu masih dugaan sementara karena pihaknya masih terus melakukan penyelidikan di lokasi dengan metode Traffic Accident Analysis. Selain itu, Ia juga menduga salah satu faktor bus hilang kendali karena kelebihan muatan. Dari data yang diterima, jumlah penumpang memang tidak sebanding dengan jumlah tempat duduk.
“Karena kondisi penumpang itu 66 orang yang notabene di situ harusnya cuma 62 atau 63 tempat duduk,” ungkapnya.
Dia menduga sopir bus tidak mengenali kontur jalur yang dilaluinya. Sang sopir diduga menggunakan aplikasi peta daring untuk menentukan jalan yang akan dilalui untuk menuju Kabupaten Subang.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Hery Antasari mengatakan bus yang ditumpangi para pelajar dan orangtuanya itu hendak kembali menuju Kabupaten Subang setelah berziarah ke kawasan Tasik dan berwisata ke Pangandaran. Dari data yang didapat, isi penumpang bus itu terdiri dari 70 persen merupakan orangtua pelajar, dan 30 persen merupakan pelajar.
“Kalau kendaraan besar sesungguhnya tidak diperkenankan ke jalur ini,” kata Hery.
(S.K.T)