spot_img

Nama Syekh Mohamed bin Zayed Jadi Nama Tol Layang, Begini Mesranya Hubungan RI-UEA

PIKIRAN.CO, Jakarta – Nama Putra Mahkota Uni Emirat Arab (UEA) Syekh Mohamed bin Zayed (MBZ) diabadikan sebagai nama Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek pada Senin 12 April 2021.

Penggunaan nama Syekh Mohammed tersebut menjadi simbol dari karibnya hubungan bilateral Indonesia dengan UEA.

Sebelumnya pada tahun 2020, pemerintah UEA juga menamai sebuah ruas jalan protokol di Abu Dhabi dengan nama Presiden Joko Widodo.

“Peresmian Jalan Layang MBZ Sheikh Mohamed bin Zayed yang kita saksikan hari ini merupakan bentuk penghargaan kepada Syekh Mohamed Bin Zayed Al Nahyan atas peran beliau dalam semakin mendekatkan hubungan kedua negara, yang juga menjadi bukti kuatnya persaudaraan antara Indonesia dan Persatuan Emirat Arab,” ujar Duta Besar RI untuk UEA Husin Bagis dalam keterangan tertulis, Senin (12/4/2021).

Baca Juga: Isu Jokowi Bentuk Yayasan Keluarga Kelola TMII, Moeldoko: Itu Pandangan Primitif 

Hubungan bilateral antara Indonesia dengan UEA sudah berlangsung sejak 1976. Hubungan bilateral Indonesia dengan UEA kian erat di era kepemimpinan Presiden Jokowi. Kedua negara sepakat untuk memperdalam kerja sama di bidang pembangunan infrastruktur, energi terbarukan, perubahan iklim, dan ketahanan pangan.

Tak hanya di bidang itu saja, Hubungan Indonesia-UEA di bidang ekonomi juga terjalin baik. BKPM RI mencatat realisasi investasi UEA di Indonesia pada tahun 2019 (sebelum pandemi) sebesar US$ 68 miliar, naik signifikan dibanding tahun 2015 sebesar US$ 19 miliar. Sementara itu, data BPS yang diolah Kemendag menunjukkan nilai perdagangan kedua negara di tahun 2019 berjumlah US$ 3,7 miliar, naik dibandingkan tahun 2016 yang sebesar US$ 2,9 miliar. Meski sempat turun di tahun 2020 akibat pandemi, namun penurunannya jauh lebih kecil dibanding negara lainnya.

Pada Januari 2020 lalu, Presiden Jokowi dan Syekh Mohammed Bin Zayed Al Nahyan (MBZ) bertemu dan menyepakati investasi UEA di Indonesia dengan nilai USD 22,89 miliar atau setara Rp 300 triliun, di antara proyek yang digarap adalah kilang Cilacap antara PT Pertamina (Persero) dengan Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC), proyek kilang Pertamina dengan Mubadala Investment Company, pembangunan pelabuhan di Gresik antara PT Maspion dengan Dubai Ports (DP) World, dan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung di Cirata, Jawa Barat (Jabar).

Baca Juga: NTT Diserang Banjir Bandang, Jokowi Minta Antisipasi Cuaca Ekstrem

Berlanjut di tanggal 23 Maret 2021, UEA mengumumkan akan menggelontorkan investasi sebesar USD 10 miliar atau setara Rp 144 triliun untuk ditempatkan di Indonesia Investment Authority (INA). Investasi ini merupakan arahan langsung dari MBZ yang juga merupakan putra mahkota sekaligus Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata PEA.

Di masa pandemi, UEA merupakan salah satu negara yang paling awal mengulurkan bantuan kepada Indonesia. Di bulan April 2020 UEA mengirimkan bantuan berupa alat pelindung diri (APD), masker, sarung tangan, dan hand sanitizer untuk Indonesia senilai Rp 11,5 miliar. Bantuan tersebut diangkut dengan pesawat Etihad yang sekaligus mengangkut produk-produk pertanian yang dibeli oleh UEA dari petani Indonesia.

(D.C.A)

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Latest Articles