PIKIRAN.CO, Jakarta – Ketua Satgas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. Zubairi Djoerban memperingatkan, adanya kolerasi antara kondisi orang obesitas dengan risiko kematian akibat terpapar virus COVID-19.
Prof Zubairi menyebut, penurunan imunitas yang disebabkan obesitas telah terbukti dalam penelitian.
“Penelitian pada tikus membuktikan bahwa tikus yang obes didapati kehilangan fungsi limfosit dan kemampuannya melawan penyakit. Sehingga kondisinya jauh lebih buruk ketimbang tikus yang tidak obes,” tulisnya.
Ada korelasi langsung antara obesitas dan risiko kematian Covid-19. Dari data, orang dengan obesitas 74 persen lebih berisiko memerlukan penanganan ICU. Angka kematiannya juga lebih tinggi 48 persen ketimbang pasien COVID-19 non obesitas.
Menurut Zubairi, seseorang dengan kondisi obesitas memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) sama dengan atau di atas 30. IMT adalah salah satu cara untuk mengetahui rentang berat badan ideal.
“Tidak sedikit orang yang IMT mencapai 40. Artinya, kondisi orang tersebut bisa disebut lebih serius lagi”. katanya
Dia juga menjelaskan, IMT bisa dihitung melalui Google dengan cara ketik “kalkulator BMI atau IMT”, maka akan keluar hitungannya. Selain itu kondisi seseorang yang memiliki berat badan berlebih bisa menyebabkan banyak hal di tubuhnya.
“Kekebalan tubuh terganggu, sistem imun tidak ideal, hiperkoagulasi (sindrom kekentalan darah) dan peradangan kronik,” lanjutnya
Tubuh obesitas juga akan lebih mudah terkena macam-macam penyakit seperti jantung, paru, diabetes, sindrom metabolik, hingga darah tinggi. Sehingga, lanjut prof Zubairi, orang-orang obesitas akan semakin gawat jika terinfeksi virus Corona.
(S.K.T)