PIKIRAN.CO, Jakarta – DPP GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia) pimpinan Imanuel Cahyadi menyoroti aksi terorisme yang meledakkan bom bunuh diri depan Gereja Katedral Makassar. Menurut Sekjen DPP GMNI Sujahri Somar, ada upaya untuk memecah belah NKRI.
“Serangan bom bunuh diri ini merupakan upaya untuk merusak persatuan NKRI, dan para teroris ini menyerang salah satu fondasi utama persatuan bangsa ini, yakni kerukunan antarumat beragama,” kata Sujahri dalam keterangannya sebagaimana dilansir detik.com, Selasa (30/3/2021).
Sujahri berpendapat, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri gencar meringkus para terduga teroris tahun ini. Karena itu, seharusnya sudah diduga pula akan ada potensi balas dendam.
Baca Juga: Singapura Mengutuk Keras Aksi Bom Bunuh Diri Di Gereja Katedral Makassar
Tapi, kata Sujahri, aparat intelijen tidak mampu mendeteksi aksi teroris tersebut. Hasilnya, peristiwa ledakan di Katedral Makassar itu pun terjadi.
“Sehingga ledakan Makassar ini sesungguhnya ‘tamparan’ bagi Badan Intelijen Negara, Dan tamparan itu seharusnya membuat BIN lekas mengevaluasi cara kerjanya,” ujarnya.
Selain itu, penanggulangan terorisme harus terus digalakkan oleh BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) dengan menggunakan beragam pendekatan.
Seperti diketahui, sepasang suami istri melakukan bom bunuh diri di depan Katedral Makassar pada Minggu (28/3/2021). Ada tujuh orang ditangkap karena diduga terkait dengan bom bunuh diri di depan Katedral Makassar yaitu AS, SAS, MR, AA, MM, M, dan MAN. Tiga terakhir baru ditangkap, yakni MM, M, dan MAN, di Makassar, Sulsel.
(S.K.T)