PIKIRAN.CO, Jakarta – China berencana “modifikasi” Al Quran dengan isi yang digabungkan antara nilai-nilai Islam dan Konghucu. Menurut Radio Free Asia (RFA) modifikasi ini bagian dari upaya “sinifikasi” terhadap Islam yaitu proses mengubah atau memodifikasi sesuatu dengan budaya China.
Adapun tujuan “meng-China-kan” Islam sudah direncanakan sejak 2018. Namun, pada akhir Juli lalu, sekelompok pejabat pemerintah dan akademisi berkumpul di Urumqi, Ibu Kota Xinjiang, untuk membahas penerapan rencana ini.
Baca juga: Mahfud MD Desak Polri Periksa Pendeta yang Minta Hapus 300 Ayat Al-Quran
Selama ini, pemerintah China dilaporkan sering mengontrol aktivitas beragama warga Xinjiang yang mayoritasnya muslim hingga menahan jutaan etnis Uighurdi untuk doktrinisasi nilai komunis.
Sebelumnya, pada 2018 Institut Pusat Sosialisme China, bagian dari Kelompok Kerja Front Persatuan Partai Komunis, menyusun rencana nasional 32 poin untuk sinifikasi masing-masing dari tiga agama monoteistik utama di China yakni: Protestan, Katolik, dan Islam. Rencana ini disebut akan dilaksanakan lima tahun kedepan.
Dikutip dari cnnindonesia.com pada Kamis (21/9/2023), fokus rencana ini ialah pada masalah di beberapa daerah yang tidak bisa diabaikan seperti masjid yang meniru arsitektur asing, umat Muslim mengenakan pakaian asing, dan label halal pada makanan secara berlebihan sehingga meniadakan ideologi tradisional Islam China.
Oleh karena itu, Partai Komunis China (PKC) ingin memperkuat pengaruh Tiongkok dengan membuat Al Quran dan Hadis dalam versi terjemahan baru.
(E.M)